KETRAMPILAN BERBAHASA
A.
KETRAMPILAN MENYIMAK
Ketrampilan
menyimak merupakan kegiatan yang paling awal dilakukan oleh anak
manusia bila dilihat dari proses pemerolehan bahas. Sebelum anak dapat berbicara , membaca,
apalagi menulis , kegiatan menyimaklah
yang pertama dilakukan dan berakhir pada kegiatan
menulis.
Kata menyimak
dalam bahasa Indonesia memiliki kemiripan makna mendengar , dan mendengarkan. Oleh
karena itu ketiga istilah itu sering menimbulkan kekacauan pemahaman.
agar dapat diperoleh kesamaan
konsep atau pengertian tentang ketiga konsep atau pengertian
tentang ketiga istilah
tersebut akan diuraikan satu demi satu.
Mendengar merupakan salah satu
kegiatan menangkap suara, atau bunyi tanpa
direncanakan oleh yang melakukan kegiatan tersebut. Kamus Besar Bahasa
Indonesia (Moeliono,1989), pendapat (Akhadiah1991/1992) dan pendapat (Tarigan
1990) dapat diartikan kegiatan mendengar itu mengandung faktor
ketidaksengajaan. Suara yang didengar bisa
berupa apa saja misal : suara deru
mobil,bom, ban meletus dan sebagainya suara itu ada yang mempunyai arti ada
yang tidak mempunyai arti. Mempunyai
artipun belum tentu dipahami
atau dimengerti.
Mendaengarkan mempunyai unsur mendengar,
karena itu orang mendengarkan menggunakan alat yang sama dengan mend engarkan
sesuatu dengan sungguh-sungguh(Moeliono,1989). Perbedaannya terdapat pada
tingkat kesadaran seseorang
melakukan kegiatan atau perbuatan tersebut. Mendengarkan dilakukan dengan sengaja (Akhadiah1991/1992).
Menyimak memiliki makna
yang lebih spesifik lagi bila di bandingkan dengan
merndengar dan mendengarkan. Mendengarkan dan menyimak memiliki kaitan
makna dan sifatnya hierarkis. Kesamaannya terdapat pada alat yang digunakan
sama yaitu indra pendengaran, sedang sasarannya
dapat sama yaitu bunyi bahasa.perbedaannya terletak pada (1) ada
tidaknya unsur kesengajaan (2) ada tidaknya usaha untuk memahami atau
menikmati, dan (3) menyimak telah
mengandung unsur mendengar dan mendengarkan bukan sebaliknya
B.
Menyimak
Berita,Petunjuk, Dialog, Iklan dan Pidato
1. Menyimak berita :
Mendengarkan berita yang dibacakan teman
kita mendengarkan dengan seksama dan
sebelumnya belum membaca berita tersebut setelah selesai dibacakan teman
kita dapat
menceritakan kembali maupun meringkas isi berita tersebut.
2. Menyimak Dialog :
Menyimak dialog
hampir sama dengan menyimak berita, kalau menyimak dialog
Adalah
mendengarkan orang yang sedang berwawancara ataupun sedang bercakap – cakap
kita juga belum mengetahui isi dari yang
dipercakapkan, setelah selesai percakapan kita
dapat menceritakan
ataupun meringkas isi percakapan tadi.
3. Menyimak Iklan :
Menyimak iklan pada hakekatnya sama dengan
menyimak berita dan menyimak dialog.
Menyimak iklan diharapkan bisa meningkatkan
ketrampilan berbicara dan pemahaman
struktur diharapkan bisa mengutarakan isi
iklan, kejanggalan atau ketidaktepatan bahasa
iklan tersebut.
4. Menyimak Petunjuk :
Petunjuk biasanya berisi tentang prosedur
atau cara melakukan sesuatu. Apabila petunjuk itu
dipatuhi hasilnya dapat seperti yang
diharapkan.
5. Menyimak Pidato :
Kegiatan pidato biasanya dijumpai dalam
pertemuan resmi atau upacara.
Yang menyampaikan biasanya : kepala Negara,
menteri, gubenur, bupati ddan lain-lain.
B. KETRAMPILAN
BERBICARA
1. Hakikat Berbicara :
Berbicara secara umum dapat diartikan suatu penyampaian maksud (ide,
pikiran, isi hati )
seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa lisan sehingga
maksud tersebut
dapat dipahami orang lain
(Depdikbud,1984/1985:7)
kemampuan berbicara yang baik
sangat dibutuhkan dalam berbagai jabatan pemerintahan,
swasta ,maupun pendidikan.
2. Perbedaan Ragam Lisan dan Ragam Tulis :
Bahasa ragam lisan agak berbeda dengan ragam
tulis., Ragam lisan atau ragam ujaran
dimiliki oleh masyarakat bahasa, sedangkan ragam tulis yang lahir
kemudian tidak mesti
dimiliki masyarakat bahasa.Perbedaan ragam
lisan dan ragam tulis ada dua macam. Pertama
berhubungan dengan peristiwanya. Jika
digunakan ragam tulis partisipan tidak saling
berhadapan. Akibatnya bahasa yang
digunakan harus lebih terang dan lebih jelas sebab
berbagai sarana pendukung yang digungkan
dalam bahasa lisan seperti isyarat , pandangan
dan anggukan, tidak dapat digunakan. Maka dari itu ragam tulis lebih cermat.
Hal kebua yang membedakan
ragam lisan dan tulis berkaitan dengan tinggi
rendah, panjang pendek, dan intonasi
kalimat. Semua itu tidak terlambang
dalam tata tulis
maupun ejaan. Lain halnya dengan ragam
lisan , penutur dapat memberikan tekanan atau
memberikan jeda pada bagian tertentu agar
maksud ujarannya dapat dipahami.
3. Hubungan Berbicara dengan Ketrampilan Bahasa yang lain.
Berbicara sebagai ketrampilan berbahasa
berhubungan dengan ketrampilan berbahasa lain.
Kemampuan berbicara berkembang pada kehidupan
anak apabila didahului oleh
ketrampilan menyimak.Ketrampilan berbicara memanfaatkan kosakata yang pada
umumnya diperoleh anak melalui kegiatan
menyimak dan membaca. Ketrampilan
berbicara
sering dibantu dengan ketrampilan menulis, baik dalam bentuk pembuatan
out line maupun naska.
Secara garis besar hubungan itu dapat dikemukan berikut ini :
1.
Berbicara dan menyimak merupakan
ketrampilan berbahasa yang bersifat langsung.
2. Berbicara dipelajari
melalui ketrampilan menyimak.
3.
Peningkatan ketrampilan menyimak
akan meningkatkan ketrampilan berbicara.
4.
Bunyi dan suara merupakan factor
penting dalam ketrampilan berbicara dan
menyimak
5.
berbicara diperoleh sebelum
pemerolehan ketrampilan membaca.
6.
Pembelajaran ketrampilan membaca
pada tingkat lanjut akan membantu ketrampilan
Berbicara.
7.
Ketrampilan berbicara diperoleh
sebelum pembelajaran ketrampilan menulis.
8.
Berbicara cenderung kurang
terstruktur dibandingkan dengan menulis.
9. Pembuatan catatan ,
bagan, dan sejenisnya dapat membantu ketrampilan berbicara
10.
Performansi menulis dan berbicara berbeda, meskipun
keduanya sama-sama bersifat
Produktif.
4.
Bentuk- bentuk Berbicara
Wilayah berbicara biasanya dibagi menjadi
dua bidang, yaitu (1) berbicara terapan,
(2) pengetahuan dasar berbicara. Berbicara
dapat ditinjau sebagai seni dan ilmu. Seni
Menekankan penerapannya sebagai alat
komunikasi dalam masyarakat dan yang menjadi
Perhatiannya antara lain :
1. berbicara di muka
umum
2. diskusi kelompok
3.
debat, sedangkan berbicara sebagai
ilmu menelaah hal-hal yang berkaitan dengan
(1)
mekanisme berbicara
dan mendengar
(2)
latihan
dasar tentang ujaran suara
(3)
bunyi-bunyi bahasa, dan
(4) patologi ujaran.
Selain itu berbicara dapat dikelompokkan
berdasarkan beberapa aspek antara :
(1) arah pembicaraan, (2)
tujuan pembicaraan dan (3) suasana.
4.
Pengajaran Berbicara
Dalam praktik biasanya, pembelajaran
berbicara dilakukan dengan menyuruh
Murid
berdiri di depan kelas untuk berbicara misalnya bercerita atau berpidato. Siswa
yang
lain
diminta mendengarkan dan tidak mengganggu, sehingga pengajaran berbicara itu
menarik.
Agar seluruh anggota kelas dapat terlibat dalam kegiatan pembelajaran
berbicara
sebaiknya
pembelajaran berbicara mempunyai aspek
komunikasi dua arah dan fungsional.
Tugas
guru adalah mengambangkan pembelajaran berbicara menjadi kelas dinamis, hidup,
dan diminati oleh anak.
Pembicaraan yang baik
memberi kesan kepada pendengar bahwa
orang yang
itu menguasai masalah. Topik
pembicaraan sangat menentukan berhasil
tidaknya suata
kegiatan berbicara. Kegiatan berbicara acap
kali ditopang dengan persiapan tertulis.
Pengajaran berbicara perlu
memperhatikan dua factor yang mendukung
kea rah
Tercapainya pembicaraan yang efektif, yaitu
faktor kebahasaan dan non kebahasaan.
B. Bercerita, Berdialog,
Berpidato/Berceramah, Berdiskusi
1. Bercerita
Untuk menjadi pencerita
yang baik dibutuhkan persiapan dan latihan.
Persyaratan yang perlu diperhatikan
antara lain (1) penguasaan dan penghayatan ceritera
(2) penyelarasan dengan kondisi dan
situasi (3) pemilihan dan penyusunan kalimat
(4) pengekpresian yang alami (5)
keberanian.
Nadeak (1987) mengemukakan beberapa
petunjuk yang berkaitan aspek lisan dan tulisan.
Petunjuk tersebut mencakup 18 hal yaitu
(1) memilih cerita yang tepat (2) mengetahui
cerita (3) merasakan cerita (4) menguasdai
kerangka cerita (5) menyelaraskan cerita ,
2. Berdialog
Berdialog diartikan kegiatan berbicara dua
arah. Berbicara, bertanya jawab,
menanggapi mitra bicara.
Dialog
ataupercakapan akan berjalan baik , lancer dan mengasyikkan
manakala partisipan saling
memperhatikan
Bahasa dalam
berdialog biasanya pendek-pendek.. Dalam pengajaran bahasa
di sekolah , terutama sekolah dasar
dialog perlu diberikan agar mereka dapat bergaul di
tengah masyarakat.
3.
Berpidato/Berceramah
Pidato adalah penyampaian uraian secara lisan
tentang suatu hal
di hadapan massa .
Pidato dapat dijumpai dalam berbagai pertemuan
. Pidato/ceramah
memiliki peran yang
sangat penting.
4. Berdiskusi
Diskusi atau bertukar pikiran merupakan salah
satu bentuk berbicara
dalam kelompok yang banyak digunakan
masyarakat. Penerapannya dapat ditemukan
dalam berbagaikegiatan, misalnya rembug
desa, musyawarah, rapat, belajar kelompok,
diskusi kelompok dan sebagainya.
Diskusi adalah proses
penglibatan dua atau lebih individu yang berinteraksi
secara
verbal dan tatap muka. Dalam menyampaikan persetujuan maupun penolakan
terhadap suatu pendapat seharusnya dilandasi alasan yang masuk akal.
Diskusi hendaklah
didasarkan pada obyektivitas dan kemaslahatan bersama.
Pengambilan keputusan dilakukan pada saat
yang tepat, artinya apabila sudah banyak
Persamaan pendapat moderator segera
mengambil kesimpulan. Keterlambatan dalam
menyimpulkan pendapat dapat mengakibatkan diskusi menjadi berlarut-larut.
No comments:
Post a Comment